Anda boleh memakai “mercy”, tapi kami butuh busway

|
Kalimat diatas saya lihat pada sebuah poster di tepi jalan. Ini dia nih dukungan terhadap proyek busway yang sedang berjalan sekarang ini dan juga merupakan sindirian atau bahkan kecaman terhadap orang-orang yang memprotes pembangunan proyek busway yang akhir-akhir ini lebih sering muncul di media. Jalanan macet bukan karena proyek busway, tetapi karena banyaknya mobil dan kendaraan pribadi yang ada di Jakarta. Sebagaimana diketahui mereka yang mengeluhkan kemacetan yang semakin parah diakibatkan berlangsungnya pembangunan beberapa koridor busway baru adalah kebanyakan para pengguna mobil pribadi. Sedangkan mereka yang biasa naik kendaraan umum pastinya lebih membutuhkan busway. Begitu kira-kira inti dari pesan yang ingin disampaikan dari poster tersebut.

Saya pribadi adalah pengguna busway juga, lebih nyaman memang. Saya malah membayangkan angkutan transportasi masal macam monorail maupun subway seharusnya sudah lama dimiliki oleh Jakarta dan sekarang saya sudah bisa menikmati hasilnya. Namun kalau saya telaah lebih dalam (ceileh), jika sarana transportasi masalah sudah mapan sekalipun mungkin belum tentu sepenuhnya bisa mengatasi masalah di Ibukota Indonesia ini. Selama pembangunan masih terpusat di Jakarta dan tidak ada pemerataan pembangunan, maka manusia-manusia pencari rupiah akan terus berdatangan ke Jakarta. Tentunya jumlah kendaraan pribadi di Jakarta juga akan terus meningkat dengan pesat. Surabaya saja yang konon kota terbesar kedua di Indonesia juga tidak ada apa-apanya jika dibandingkan Jakarta.

Saya mungkin juga tidak tahu apa sih solusi yang seharusnya dilakukan. Saya bukan pakar dan saya juga berstatus sebagai pendatang di Jakarta. Kota ini sudah menanggung beban yang sangat berat. Sebagai ibukota, pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan bisnis, pusat mimpi dan ujung-ujungnya menjadi pusat kriminalitas juga. Apakah fungsi Ibukota dan pusat perekonomian harus dipisah dan jangan dibebankan ke satu kota ini saja. Pindah ibukota negara mungkin bisa menjadi salah satu solusi. Tapi ini tentu saja tidak mudah untuk dilakukan. Dan ide ini juga sudah banyak yang membahas. Namun yang ditakutkan jika solusi tidak dipikirkan dari sekarang, nanti ketika semua proyek angkutan masal sudah selesai ternyata Jakarta tetap macet karena orang-orang semakin banyak yang datang ke Jakarta.

Komputer Baru

|
Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga punya komputer (lagi). Satu set PC rakitan sudah nangkring di kamar kos. Plan sebelumnya sih pengin beli laptop karena bisa dibawa mobile dan konsumsi listrik yang kecil. Secara bugjet saya yang tidak mencukupi akhirnya pilihan jatuh ke PC rakitan saja :). Mungkin klo sudah punya rejeki lagi akan saya ganti ke laptop. Saya pikir kalau beli laptop second murahpun nanggung. He he, maksudnya kalau murah speknya tidak akan cukup mumpuni untuk menjalankan program-program favorit saya (halah).

Sebelumnya membeli saya coba goggling dan menemukan tempat penjualan online di sini. Speknya cukup menarik dan yang jelas sesuai bugjet. Namun setelah tanya sana-sini ada salah seorang teman kantor yang bisa menyediakan jasanya untuk merakitkan plus kirim ke kos. Jadi saya terima jadi saja. Oke setelah dipikir-pikir gak ada salahnya menerima tawaran tersebut. Setelah ngobrol ini-itu akhirnya terjadilah kesepakan harga walaupun emang beda dikit sih sama harga toko :d

Mau disii apa aja yah? hmm.

Upgrade Wordpress from 2.1.2 to 2.3.1

|
Akhirnya bisa juga upgrade wordpress dari versi lama ke versi terakhir (2.3.1). Simple saja caranya:

1. Backup database (ini sekedar untuk jaga-jaga bila terjadi kesalahan).
2. Download file wordpress terbaru.
3. Upload ke server dengan cara overwrite file2 yang lama.
4. Buka /wp-admin/upgrade.php dan ikuti petunjukya.
5. Selesai.